2,8 Juta Anak Suriah Tak Bisa Sekolah

Suriah-2.8 juta anak suriah putus sekolah-3-jpeg.imageSALAM-ONLINE: Kisruh politik selama 3,5 tahun di Suriah meninggalkan jejak suram bagi anak-anak. Kontak senjata antara pasukan pemerintah dan oposisi telah menyebabkan lebih dari 3.400 sekolah hancur atau rusak. Akibatnya, 2,8 juta anak Suriah tak bisa sekolah.

Pendaftaran siswa baru di sekolah menyusut drastis. Bahkan, jumlah penyusutannya hampir menembus 100 persen. Menurut lembaga amal yang bermarkas di London, Inggris, Save the Children, ini terjadi sejak bermulanya konflik di Suriah.

Saat ini, tingkat kehadiran sekolah di Suriah merupakan yang terburuk kedua di dunia. Sebab, sekolah menjelma menjadi tempat mematikan bagi anak-anak dan guru mereka. Sekolah sering dijadikan target serangan udara.

“Banyak sekolah rusak digunakan untuk tujuan militer,” ungkap Direktur Regional Save the Children Roger Hearn, Kamis (18/9). Dengan kondisi seperti ini, banyak anak Suriah putus sekolah. Komunitas internasional dituntut segera mencari solusi masalah tersebut.

Kalau tak ada tindakan yang cepat, jelas Hearn, dunia akan kehilangan sebuah generasi. Survei Save the Children di Suriah utara menyebutkan, 50 persen anak-anak usia sekolah tak pernah bisa berkonsentrasi ketika berada di kelas.

Studi lain mengungkapkan, lebih dari 50 persen anak-anak sekolah mudah terserang rasa takut. Sedangkan 40 persen dari mereka tak bahagia. Anak-anak Suriah yang ber hasil keluar dari negaranya sama-sama menanggung nasib malang. Di pengungsian, mereka tak memperoleh pendidikan memadai.

Baca Juga

“Satu dari 10 pengungsi anak terpaksa bekerja,” ujar Hearn. Mereka yang bisa mengenyam pendidikan di negara tempatnya mengungsi tak menjalaninya dengan mulus.

Mereka menjadi sasaran bullying dan tak jarang menjalani hukuman fisik. Menurut Save the Children, anak-anak Suriah di pengungsian dilecehkan dan dimaki oleh gurunya. Mereka dianggap membuat repot negaranya dan sebaiknya kembali ke Suriah.

Konflik politik di Suriah semula hanya aksi massa damai menentang pemerintahan Basyar al Asad. Namun, aksi ini berubah menjadi perang sipil setelah penguasa bersikap keras terhadap oposisi. Perang di Suriah telah menyebabkan 190 ribu orang meregang nyawa.

Sekitar tiga juta warga Suriah meninggalkan negerinya menjadi pengungsi. Lebih dari setengah pengungsi itu adalah anak-anak. (RoL/Reuters, ed: Ferry Kisihandi)

salam-online

Baca Juga