Tokoh Islam Malang Bawa Kasus Spanduk ‘Tuhan Membusuk’ ke Polda Jatim

Surabaya-Spanduk Tuhan Membusuk, salah satu tema kegiatan Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) yang diadakan oleh Senat Mahasiswa Fak Ushuluddin & Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya yg jadi kontroversi-jpeg.image
“Tuhan Membusuk”, tema kegiatan Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) yang diadakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin & Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya yang menuai kecaman

SURABAYA (SALAM-ONLINE): Kasus spanduk ‘Tuhan Membusuk’ yang beredar di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, berlanjut.

Tokoh Islam Malang, KH Lutfi Bashori, membawa kasus ini ke Polda Jawa Timur. Ia kecewa dengan ulah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel yang membuat kegiatan Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) dengan tema ‘Tuhan Membusuk’, sehingga melaporkan kasus ini ke Poda Jawa Timur.

“Kami atas nama umat Islam, saat ini merasa resah dengan tersebarnya foto beberapa Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan tulisan ‘TUHAN MEMBUSUK’ baru-baru ini,” demikian bunyi surat Koordinator Forum Silaturrahim Pejuang Ahlus Sunnah wal Jamaah Garis Lurus, KH Lutfi Bashori yang dilansir Hidayatullah.com, Senin (1/9).

Seperti diketahui, dua hari ini beredar foto-foto kegiatan Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR)  yang diadakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya  yang mengangkat tema;  “Tuhan Membusuk” (Konstruksi Fundamentalisme menuju Islam Kosmopolitan).

Rupanya, banner bertuliskan “Tuhan Membusuk” ini secara cepat menyebar ke publik.

KH Lutfi Bashori  mengaku cemas karena disinyalir mahasiswa Ushuluddin banyak terpengaruh  paham SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme).

Baca Juga

“Mahasiswa Fakultas Ushuluddin di UIN Surabaya sudah terpengaruh SEPILIS,” ujar pria yang duduk di Komisi Hukum dan Fatwa MUI Kabupaten Malang ini.

KH Lutfi Bashori-1-jpeg.image
KH Lutfi Bashori

Sementara itu,  Dekan Fakultas Ushuluddin Dr Muhid, M.Ag mengatakan telah memanggil semua panitia acara. Menurutnya, ada kesalahan persepsi antara gagasan besar yang dijadikan tema dan berdampak pada kontroversi.

“Anak-anak memahaminya bahwa apa yang terjadi selama ini bahwa nilai-nilai ketuhanan selama ini telah lepas dari masing-masing orang, itu diekspresikan panitia menjadi sebuah tema besar. Namun redaksi (tulisan dalam spanduk, red) yang berbeda,” ujarnya pada Hidayatullah.com, Ahad (31/8) malam. (Hidayatullah.com)

salam-online

Baca Juga