Tokoh Syiah Jalaluddin Tulis Disertasi Kegagalan Nabi Muhammad Tunjuk Pemimpin Sesudahnya

Jalaluddin Rakhmat dalam Diskusi Revolusi Mental-2-jpeg.image
Jalaluddin Rakhmat dalam Diskusi ‘Revolusi Mental: Dari Ali Hingga Jokowi’

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Dedengkot Syiah Indonesia, Jalaluddin Rakhmat, mengaku sedang menulis disertasi yang menyebabkan dia diancam akan dihukum mati. Pasalnya, dalam disertasi yang masih dalam tahap penulisan ini Jalal menulis bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam gagal mengorganisasikan masyarakat sesudahnya.

“Saya sedang menulis sebuah disertasi yang kedua, dan ini mungkin disertasi yang paling lama yang saya kerjakan,” ungkap Jalal, yang mengaku sedang menulis disertasi di UIN Alauddin, Makassar.

“Ini jadi sekian lama karena mungkin satu-satunya disertasi yang mendapat tekanan dari penduduk di sekitarnya. Sudah pernah didemo beberapa kali dan saya mau diancam mau dihukum mati. Kemudian dilaporkan ke polisi karena disertasi itu, yang belum terbit, baru dalam tahap proses pembuatan,” katanya saat menjadi pembicara dalam Diskusi Budaya bertajuk “Revolusi Mental: Dari Ali Hingga Jokowi”, Rabu (15/10), seperti dikutip Kiblat.net, Kamis (16/10).

Pasalnya, dalam disertasi itu pemimpin organisasi Syiah IJABI ini menulis bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam gagal mengorganisasikan masyarakat sepeninggalnya. Dia mengaku mengutip tulisan tersebut dari sejarawan Barat, Arnold Joseph Toynbee.

Baca Juga

“Ajaib, Muhammad adalah seorang yang cerdas dan seorang manajer yang brilian (sebelumnya ditulis penyihir, red). Ternyata dia tidak berhasil mengorganisasikan masyarakat sesudahnya, karena dia tidak meninggalkan siapa pemimpin masyarakat sesudahnya. Dia pergi begitu saja, tanpa meninggalkan siapa yang dia amanati untuk meneruskan memimpin masyarakat,” ujar Jalal, mengutip pernyataan Arnold Toynbee dalam disertasinya.

Jalal juga mengutip sejarawan Italia, Leone Caetani yang menyatakan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salllam tidak meninggalkan pengganti yang meneruskan kepemimpinannya karena dia tidak sempat melakukannya.

“Dia (Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) tidak mengira bahwa kematiannya datang terlalu cepat. Jadi kematiannya begitu cepat sehingga beliau belum sempat karena beliau lupa menunjuk penerusnya,” ujar Jalal. (kiblatnet)

salam-online

Baca Juga