ANNAS Gelar Road Show Anti-Syiah ke Berbagai Daerah

ANNAS-Deklarasi di Bandung-jpeg.imageBANDUNG (SALAM-ONLINE): Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) menggelar roadshow ke berbagai daerah di Jawa Barat. Road show digelar untuk menyampaikan pencerahan kepada umat tentang betapa pentingnya Membentengi Akidah Umat dari Bahaya Syiah.

Pentingnya road show ini, menurut Sekretaris ANNAS, Abu Muas Tardjono, mengingat dari hari ke hari, aktivitas gerakan sesat Syiah kini terasa semakin berani.

“Salah seorang dedengkot Syiah yang selama 24 tahun bertaqiyyah (pura-pura bukan penganut Syiah, red), kini telah berani tampil membuka baju kemunafikkannya dan membusungkan dada menyatakan, ‘Kami Syi’I’, merayap memasuki ranah politik menyusup di lembaga politik strategis,” ungkap Abu Muas dalam rilis ANNAS yang diterima redaksi, Jumat (21/11/2014).

Bertitik tolak dari realita tersebut di atas sekaligus sebagai realisasi dari amanah Musyawarah Ulama pasca Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah, 20 April 2014 dan hasil Diklat ANNAS, 20-21 September 2014 dan dengan terbentuknya beberapa halaqoh ANNAS di berbagai wilayah, maka ANNAS telah melakukan road show ke beberapa daerah di wilayah Jawa Barat.

Di antara Wilayah di Jawa Barat yang menjadi tempat kegiatan tersebut adalah Desa Cangkuang Kecamatan Leles Garut, Sabtu (1/11), Kota Garut dan sekitarnya, Ahad (2/11), Desa Jatinangor Sumedang, Kamis (13/11), Subang, Ahad (16/11) dan Sukabumi, Selasa (18/11).

Dalam taushiyahnya di beberapa daerah tersebut, Ketua ANNAS, KH Athian Ali M. Da’i, Lc, MA menyampaikan betapa indahya gambaran keimanan yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala lewat firman-Nya dalam surah Ibrahim ayat 24-25 atas keberadaan orang-orang bertakwa. Digambarkan, “Akarnya sangat kuat menghujam ke dasar tanah. Sementara dahan dan rantingnya menjulang tinggi ke langit. Pohon ini tumbuh dengan subur lalu dia berdaun rindang dan berbuah yang buahnya setiap saat dapat dinikmati oleh masyarakat yang hidup di sekitarnya dengan seizin Allah, Tuhannya,” (QSIbrahim: 24-25).

Baca Juga

Ketua ANNAS menegaskan, makna akar yang tersirat dan tersurat pada ayat di atas adalah akidah. Kalimat thayyibah, la ilaha illallahu, diibaratkan sebagai akar dalam sebuah pohon yang menghujam sangat kuat ke dasar tanah, sehingga dia berdiri kokoh yang tidak mudah tumbang bila diterpa angin. Untuk itu bisa disimpulkan bahwa seorang manusia yang dalam hidupnya tidak berpegang dengan prinsip kalimat thayyibah, la ilaha illallahu, maka dia tidak ada ubahnya seperti pohon yang tidak berakar.

Ditegaskan pula bahwa pohon yang tidak berakar, bagaimana mungkin dia dapat mempertahankan hidupnya seperti yang tersirat dan tersurat dalam firman-Nya: Dan perumpaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun,” (QS Ibrahim: 26).

Dikatakan oleh Athian, bahwa Akidah adalah suatu yang termahal dalam kehidupan seorang Mukmin. Tapi ironisnya, uja Athian, di negeri yang mayoritas Muslim ini begitu banyak yang ingin menggerogoti akidah umat Islam. Baik mereka yang terang-terangan memakai baju kafir, maupun mereka yang memakai baju Islam. “Yang kedua inilah yang sangat berpontensi menyesatkan akidah umat, karena di mata umat ia berbaju Islam. Tokohnya pun telah terlanjur disebut cendekiawan Muslim, bahkan sebagian masyarakat menyebutnya Kiai,” ungkap Ahtian.

ANNAS-deklarasi ANNAS Subang-jpeg.imageDaerah-daerah yang telah memperoleh pencerahan tersebut dalam waktu dekat akan menyelenggarakan deklarasi terbentuknya ANNAS Daerah. Deklarasai ANNAS di Subang akan diselenggarakan pada Ahad (23/11) bertempat di Masjid Agung Subang Jawa Barat dan akan segera menyusul daerah lainnya. (so)

Baca Juga