Lecehkan Islam, MUI Kecam Aksi Brutal Polisi di Mushalla RRI Pekanbaru

Riau-Aksi Polisi di Riau, di musholla tanpa lepas alas kaki-MUI sebut Ini Sudah Penghinaan. Foto JPNN.com -jpeg.image
Aksi Polisi di Riau, di mushalla tanpa lepas alas kaki, Selasa (25/11/2014), MUI sebut ini sudah penghinaan. (Foto JPNN.com)

PEKANBARU (SALAM-ONLINE): Tanpa melepas alas kaki, aparat kepolisian Selasa (24/11/2014) melakukan penyerangaan secara brutal kepada sejumlah mahasiswa yang lari ke dalam Mushalla Assyakirin RRI Kota Pekanbaru. Aksi ini dilakukan saat para polisi tersebut membubarkan aksi Demonstrasi menolak kedatangan Jokowi ke Pekanbaru.

Kepolisian sempat melakukan aksi brutal masuk ke dalam Mushalla menggunakan sepatu dalam rumah ibadah hingga menginjak-injak Sajadah yang ada di Mushalla bahkan membuat Al-Qur’an berserakan. Majelis Uama Indonesia (MUI) menganggap apa yang dilakukan aparat kepolisian telah melecehkan agama dan merupakan penistaan agama.

“Itu arogansi. Kita mengecam apa yang dilakukan oleh aparat kepolisian yang dianggap melecehkan agama, apalagi  di dalam rumah ibadah menggunakan sepatu. Harusnya menghormati rumah ibadah, presiden saja masuk masjid buka sepatu,” demikian diungkapkan Ketua MUI Provinsi Riau, Prof Dr H Mahdini, MA saat dikonfirmasi melalui selularnya, Rabu (26/11), seperti diberitakan riaueditor.com.

Mahdini juga minta agar aparat minta maaf secara terbuka kepada khalayak. “Kita juga sangat menyayangkan sikap arogansi aparat kepolisian yang berujung kepada penistaan terhadap Islam,” jelas Mahdini.

Menurut Mahdini, pihaknya akan menyurati kepolisian daerah Riau untuk mempertanyakan hal tersebut. Sebab, aksi penertiban terhadap mahasiswa tersebut tentunya di bawah satu komando. Maka pihak MUI akan mempertanyakan langsung kepada Polda Riau ataupun Polresta Pekanbaru.

“Sepatu tak layak masuk ke rumah ibadah, aparat harus minta maaf kepada umat Islam secara terbuka. Kita mengecam hal ini jangan sampai terulang lagi,” pintanya

Baca Juga

Seharusnya, sebut Mahdini, polisi membuka sepatu sebelum masuk ke dalam mushalla, memanggil satu persatu mahasiswa untuk berbincang di luar mushalla. Namun, karena sikap arogan membabi buta, polisi menyerang mahasiswa hingga ke dalam mushalla tanpa membuka sepatu.

“Tidak mungkinlah rumah ibadah diinjak-injak dengan sepatu, saya tidak menduga dia agama lain, mungkin dia Islam, maka dia dosa besar. Dia tak memahami makna rumah ibadah. Maka disamping taubat, kita minta dia sampaikan maaf kepada khalayak, sampaikan secara terbuka,” desaknya.

Penyerangan mahasiswa oleh polisi ini terjadi Selasa (25/11) sore kemarin, saat mahasiswa yang melakukan aksi demo di RRI dibubarkan paksa oleh aparat polisi karena dinilai tidak memiliki izin.

Karena banyaknya mahasiswa yang dipukuli polisi, maka sebagian mahasiswa berlindung di dalam mushalla yang ada di samping Kantor RRI. Ternyata pihak polisi tetap mengejar mahasiswa hingga masuk mushalla tanpa menanggalkan sepatu, menginjak-injak lantai mushalla tempat ibadah.

Atas insiden ini, selain puluhan mahasiswa terluka tindak brutal polisi yang menerobos masuk ke dalam tempat suci tersebut lengkap dengan sepatu, juga menyebabkan lemari kecil tempat menyimpan sajadah dan Al-Qur`an rusak. (eza/riaueditor.com)

salam-online

Baca Juga