Baru Dapat Modal Usaha dari BNPT, Hasan Diciduk Densus 88

Poso-Densus 88 tangkap 5 terduga 'teroris' di poso, salah satunya ditembak mati-jpeg.image
Densus 88 tangkap 5 terduga “teroris” di Poso, salah satunya ditembak mati

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Jangan pernah sembarangan terima uang untuk modal usaha. Alih-alih dapat untung malah jadi buntung.

Itulah yang dialami Hasan, sebagaimana diungkap Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya kepada Kiblat.net, Senin (12/1). Menurut Harits, Hasan, salah seorang warga Poso ditangkap Densus 88 bersama istrinya setelah menerima uang untuk modal usaha dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Harits Abu Ulya mengungkap, Hasan adalah salah satu peserta manajemen usaha yang ikut menerima dana dari BNPT sebesar Rp 30 juta, dua hari sebelum insiden penangkapan lima terduga “teroris” Poso pada Sabtu (10/1).

Dana itu, kata Harits, diterima Hasan, setelah sepekan sebelumnya ia bersama beberapa orang lainnya diberi pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Poso oleh BNPT.

“Penerimaan dana tersebut dilakukan di Markas Polres Poso dan Hasan pun ikut hadir. Di berita, Hasan tertangkap bersama istrinya dengan sejumlah uang. Padahal itu uang dari BNPT. Adapun, lokasi pelatihan kelompok-kelompok tertentu oleh BNPT bertempat di BLK Poso di Maliwuko dan Balai Benih Desa Pandiri,” ungkap Harits kepada Kiblat.net, Senin (12/1).

Kata Harits, data nama-nama peserta pelatihan manajemen usaha yang digelar BNPT itu dikoordinir oleh Kabag Ops Polres setempat dan bisa diperoleh melalui pihak BLK Poso dan Balai Benih Pandiri.

Melihat itu semua, Harits berpendapat aparat telah gagal dalam menangani kasus kekerasan di Poso.

Baca Juga

“Saya melihat Polri khususnya Densus 88 gagal menyelesaikan Poso, dan sangat mungkin pemerintahan Jokowi mengambil kebijakan pengalihan tugas kepada pihak TNI dengan pendekatan teritorial dan operasi teritorial di Poso,” tandasnya.

Seperti diberitakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri kembali menangkap lima orang warga di Poso, Sulawesi Tengah pada Sabtu 10 Januari 2014 sekitar pukul 09.45 WITA. Dalam penangkapan tersebut, seorang bernama Ilham Syafii meninggal ditembak.

Sementara Hasan dan istrinya, Ros, yang menerima dana untuk modal usaha dari BNPT, sebagaimana diungkap Harits, ditangkap Densus 88 pada pukul 14.15 WITA, Sabtu (10/1).

Keduanya dituding sebagi salah satu pendukung jaringan kelompok Santoso dan dituduh menerima serta mengirimkan logistik kepada kelompok tersebut. Aparat mengaku berhasil menyita uang tunai yang jumlahnya lebih dari Rp 23 juta dari pasangan tersebut.

Sumber: Kiblat.net

salam-online

Baca Juga