Warga Resah, Kampung Mereka Jadi Tempat Kumpul Pembela Syiah Sebelum Serang Az-Zikra

Bogor-Warga Tempat Berkumpulnya Penyerang Azzikra Resah Jika Pelakunya Syiah-jpeg.imageBOGOR (SALAM-ONLINE): Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), dikabarkan menjadi lokasi awal berkumpulnya para pelaku penyerangan dan pengeroyokan di Majelis Az-Zikra, Rabu (11/2).

Lurah setempat, Haerudin, mengakui, ada warganya yang terlibat dalam penyerangan itu. “Berdasarkan keterangan dari RW setempat, warganya hanya ikut-ikutan,” katanya, Rabu (25/2), seperti dikutip Republika Online, Kamis (26/2).

Haerudin khawatir, jika penyerangan itu terbukti dilakukan kelompok Syiah maka warganya pasti resah. Artinya, di wilayahnya tengah berkembang aliran tersebut. Kekhawatiran itu didasarkan pada kesepakatan para ulama soal ajaran tersebut yang dinilai menyimpang.

Ketua RT 06 RW 07 di Kelurahan Sukahati Slamet Najad membenarkan ada warga yang berkumpul pada malam sebelum aksi itu di wilayahnya. “Itu betul. Ada beberapa warga kami yang sampai hari ini masih ditahan di Polres Bogor,” ungkapnya.

Slamet menyatakan, warganya hanya ikut-ikutan dalam peristiwa tersebut. Mereka, kata dia, hanya berniat mencopot spanduk yang ada di lingkungan Az-Zikra.

Diakuinya juga, di Sukahati terdapat pengajian yang diikuti sebagian warga yang terlibat dalam pengeroyokan. Soal tempat pengajian itu, Slamet tidak begitu mengetahuinya, apalagi soal kelompok dan ajarannya. “Saya kurang begitu paham,” ungkapnya.

Meski begitu, jika terbukti benar bahwa pengajian tersebut bagian dari kelompok Syiah, dia dan warga akan berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor. “Kami akan serahkan kepada yang lebih berwenang,” ujar Slamet.

Aksi penyerangan dan pengeroyokan itu berawal ketika 38 orang mendatangi permukiman Bukit Az-Zikra dan menemui Kepala Penegak Syariah Faisal Salim. Mereka menanyakan spanduk yang terpampang bertuliskan “Kami Warga Pemukiman Muslim Bukit Az-Zikra Menolak Paham Syiah” di wilayahnya. Adu mulut pun terjadi antara massa dengan pihak sekuriti Az-Zikra.

Baca Juga

Di balik aksi yang menimpa majelis Ustadz Arifin Ilham itu, ada dugaan warga dibayar oleh pimpinan gerombolan penyerang. Dugaan itu disampaikan salah satu kerabat tersangka, Salam Bin Husen (32 tahun), yaitu IS.

Dia bercerita, Salam adalah tukang ojek di Jalan Raya Pemda Kabupaten Bogor. Dari pengakuan Salam padanya, dia diajak tersangka lain, yaitu Ade Komaini Malik, untuk protes ke Az-Zikra terkait spanduk yang dipasang di wilayahnya. “Salam itu kurang paham agama, apalagi soal kelompok Syiah. Dia itu cuma ikut-ikutan aja. Kasihan anak dan istrinya di rumah,” ujarnya.

Di wilayah itu, lanjut IS, memang ada jamaah pengajian yang terlihat rutin berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya. Namun, ia tidak berani memastikan bahwa pengajian tersebut bagian dari penganut paham Syiah. Saat ini, kata dia, tim pengacara tengah melakukan upaya pembebasan atau upaya banding jika sudah ada putusan.

Ditemui terpisah, Kepala Bagian Humas Polres Bogor AKP Ita Puspita Lena mengatakan, berkas seluruh tersangka sudah diserahkan ke pihak kejaksaan. “Jika keluar P-19 dalam arti dokumen belum lengkap maka polisi akan menambah pemeriksaan. Namun, jika berkas sudah P-21 sudah bisa dilanjutkan ke persidangan,” ungkapnya. Proses itu, kata Ita, berjalan minimal 60 hari dan ada penambahan 40 hari jika proses belum selesai.

Kapolres Bogor AKBP Sonny Mulvianto Utomo menyatakan, para penyerang ke permukiman Islam Bukit Az-Zikra tidak semuanya warga Bogor. Sebagian tersangka dari Tangerang, Banten.

Sumber: ROL

salam-online

Baca Juga