Puluhan WNI di Yaman Diduga Ditangkap Pemberontak Syiah Houtsi

Yaman-Syiah Houtsi (Reuters-Khaled Abdullah)-jpeg.image
Pemberontak Syiah Houtsi Yaman

SANA’A (SALAM-ONLINE): Puluhan WNI diduga telah ditangkap oleh pasukan pemberontak Syiah Houtsi yang menggeledah beberapa masjid di ibukota Yaman. Hal ini disampaikan oleh seorang mahasiswa Indonesia di ibu kota Sana’a.

Muhammad Kholil, mahasiswa Andalus University, Sanaa, seperti dilansir CNN Indonesia Sabtu (28/3) mengatakan bahwa Syiah Houtsi mengepung dan menggeledah masjid dengan mengerahkan 10 kendaraan penuh senjata beberapa waktu lalu. Warga asing di dalamnya langsung ditangkap.

Di antaranya adalah 24 WNI yang ditangkap di tiga masjid; enam orang dari masjid Sunnah di Sawan, 17 orang di Masjid Al Fath, Syumailah, dan seorang dari Masjid As Syarqoin. Seorang di antaranya, kata Kholil, adalah wanita yang sedang hamil tua.

“Saya berharap KBRI bergerak cepat untuk membebaskan WNI yang ditangkap Houtsi. Saya berharap ada usaha yang intensif, karena ada salah satu keluarga ikhwan yang istrinya hamil tua sedang suaminya tidak tahu ada di mana,” ujar Kholil.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, mengakui memang muncul berita soal penangkapan WNI, namun KBRI di Sana’a masih berusaha mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.

Baca Juga

“Kami belum bisa memastikan sampai mendapat konfirmasi yang jelas. Saat ini sedang dicek oleh KBRI, namun pergerakan masih sangat sulit karena situasi perang di Sana’a,” ujar Lalu pada CNN Indonesia.

Menurut Kholil, para WNI itu diduga ditangkap karena tidak memiliki izin tinggal. Dia melanjutkan, para WNI yang ditangkap itu adalah para santri asal Darul Hadits, Dammaj, yang terusir dari pesantren karena agresi Houtsi dan tidak diberikan izin tinggal di Sana’a oleh kelompok Syiah itu.

“Kelompok WNI dari Dammaj mendapatkan tekanan dari Houtsi. Mereka tidak diberi izin tinggal, dicekal dan ditangkap. Beberapa terpaksa tinggal di masjid setelah keluar dari Dammaj,” lanjut Kholil dalam percakapan sebelumnya.

Darrul Hadits di Dammaj menjadi medan perang pada tahun 2013 lalu saat kelompok Syiah Houtsi menyerang pesantren tersebut. Beberapa WNI tewas dalam serangan Houtsi saat itu. Untuk menghindari Houtsi, Darul Hadits memindahkan praktik belajar dan mengajar mereka ke Sana’a. (CNN Indonesia)

salam-online

Baca Juga