Laporan Amnesty International: “Muslim Afrika Tengah Dipaksa Masuk Kristen”

A Muslim family camps at Ecole Liberte (Freedom School) in Bossangoa, north of the capital Bangui in the Central African Republic, December 30, 2013. REUTERS/Andreea Campeanu
Muslim Afrika Tengah

SALAM-ONLINE: Teroris Salibis di Republik Afrika Tengah (CAR) telah mengambil keuntungan dari kekosongan politik di negara itu. Para teroris salibis bekerjasama dengan penganut animisme melakukan pembersihan etnis Muslim sebagai upaya mereka untuk menghapus umat Islam dari Negara tersebut, demikian dilansir Aljazeera, Jumat (31/7), mengutip pernyataan kelompok hak asasi manusia Amnesty International.

Laporan Amnesty International, berjudul “Identitas terhapus: Etnis Muslim dibersihkan dari Republik Afrika Tengah” itu menyebut umat Islam, terutama yang tinggal di daerah pedesaan, jadi target pembersihan.

Joanne Mariner, penasihat senior respon krisis dari organisasi yang berbasis di Inggris itu, mengatakan kepada Aljazeera bahwa umat Islam di bagian barat negara tersebut sedang ditekan dan dipaksa untuk meninggalkan agama mereka.

Laporan Amnesty Internasional menyebut lebih dari 30.000 Muslim yang tinggal di tujuh kantong, dijaga oleh pasukan PBB, di seluruh negeri. Tetapi bagi mereka yang tinggal di luar kantong penjagaan pasukan PBB, terutama di daerah pedesaan, maka mereka menjadi sasaran.

“Mereka tidak diizinkan untuk mengekspresikan diri mereka sebagai Muslim. Jika mereka berada di luar kantong (yang dijaga pasukan PBB), maka mereka tidak bisa shalat. Mereka juga dilarang mengenakan pakaian yang mengidentifikasi mereka sebagai Muslim,” kata Mariner.

“Hidup mereka sehari-hari tergantung pada negosiasi mereka dengan milisi (salibis) anti-Balaka.”

Baca Juga

Mariner mengatakan bahwa banyak umat Islam yang dipaksa masuk Kristen atau, kalau tidak, menghadapi penganiayaan dari masyarakat Kristen.

Lebih dari satu juta orang telah mengungsi. Laporan Amnesty International, berdasarkan wawancara dengan warga CAR, mengatakan, bahwa milisi salibis menimbulkan gelombang kekerasan pembersihan etnis Muslim. Mereka memaksa umat Islam untuk meninggalkan negara itu.

Kelompok anti-Balaka yang terdiri dari penganut animisme dan ekstremis Kristen, menargetkan minoritas Muslim di negara itu. Minoritas Muslim dipandang sebagai kelompok yang bersimpati kepada faksi-faksi Séléka yang mayoritas anggotanya adalah dari kalangan Islam.

Meskipun kekerasan di CAR, termasuk pembantaian terhadap umat Islam, mulai mereda sejak akhir 2014, namun sebagian besar wilayah di negara itu masih tidak aman bagi minoritas Muslim. (mus/salam-online)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga