Jaisyul Islam: “Rezim Asad tak Serius Selesaikan Permasalahan Suriah”

Residents inspect damage after airstrikes by pro-Syrian government forces in the rebel held Al-Shaar neighborhood of Aleppo, Syria February 4, 2016. REUTERS/Abdalrhman Ismail
Warga di tengah-tengah puing bangunan yang hancur setelah serangan udara oleh pasukan rezim Suriah yang didukung Rusia di kawasan Al-Shaar, Aleppo, 4 Februari 2016 lalu. (REUTERS/Abdulrahman Ismail)

SALAM-ONLINE: Salah satu pemimpin kelompok oposisi dari Jaisyul Islam (Tentara Islam), mengatakan, rezim Basyar Asad dan sekutunya tidak serius dalam mencari solusi damai atas peperangan yang tengah berlangsung di Suriah.

Dalam wawancara pertamanya sejak menjadi pemimpin Jaisyul Islam setelah ketua sebelumnya gugur pada 2015 Desember lalu, Issam Buwaydani mengatakan dengan tegas bahwa rezim dan sekutunya tidak serius menyelesaikan permasalahan Suriah.

“Bukti terbesar adalah bahwa mereka terus mengebom kota-kota di Suriah dan memberlakukan pengepungan (blokade) pada ratusan ribu warga sipil yang tidak bersenjata,” kata Issam Buwaydani seperti dikutip Reuters, Jumat (5/2).

PBB yang mensponsori pembicaraan damai menghentikan perundingan pekan ini setelah delegasi oposisi keberatan dengan masih dilakukannya penyerangan terhadap warga sipil di berbagai kota di Suriah yang didukung oleh Iran dan Rusia.

Jaisyul Islam adalah salah satu kelompok oposisi terbesar di Suriah setelah Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam. Jaisyul Islam turut ambil bagian dalam Komite Tinggi Negosiasi (HNC) yang memelopori perundingan di Jenewa sebagai wakil oposisi Suriah.

Buwaydani mengambil alih kepemimpinan setelah pendahulunya, Zahran Alloush, gugur dalam serangan udara Rusia di dekat Damaskus pada Desember lalu. Zahran Alloush adalah sepupu Mohamed Alloush—Ketua Negosiator HNC di Jenewa.

Baca Juga

Buwaydani juga menegaskan, dukungan Rusia dan Iran untuk rezim Suriah pimpinan Basyar Asad harus dihentikan.

“Jika masyarakat internasional serius tentang keberhasilan solusi perdamaian politik, maka mereka akan mengendalikan agresi Rusia dan Iran dan memintanya untuk meninggalkan Suriah,” tegasnya.

“Rezim Suriah akan jatuh jika Rusia tidak membantunya,” terang Buwaydani menambahkan.

Menurutnya, kelompok yang berjuang di berbagai kota di Suriah, meskipun kurangnya pasokan dana dan senjata, akan terus berupaya mewujudkan perdamaian dan menyelesaikan masalah di negara yang telah dilanda konflik sejak Maret 2011 itu. (EZ/salam-online)

Sumber: Reuters

Baca Juga