Turki dan Saudi Akan Gelar Operasi Udara dan Darat di Suriah

Turki-SaudiANTALYA (SALAM-ONLINE): Jet militer Arab Saudi akan tiba di Turki dalam beberapa hari ke depan untuk melaksanakan misinya di Suriah, Menteri Luar Negeri Turki, mengatakan Sabtu (13/2), lansir kantor berita Anadolu.

“Jet militer Arab Saudi mungkin akan datang ke Turki dalam beberapa hari ke depan,” kata Menlu Turki Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Antalya, Turki selatan, Sabtu (13/2).

Pesawat kemungkinan akan berbasis di pangkalan udara Incirlik di provinsi Adana. Markas Incirlik adalah basis militer yang digunakan oleh koalisi Amerika Serikat saat operasi penyerangan terhadap ISIS.

Cavusoglu tidak memastikan berapa banyak pesawat tempur Saudi yang akan berbasis di Turki.

“Karena ini adalah perjuangan kita bersama … Arab Saudi juga ingin mengirim pesawat dan bergabung dengan operasi udara,” tambahnya.

Beralih ke kemungkinan operasi darat di Suriah, Cavusoglu mengatakan, saatnya ada keputusan atau strategi untuk melancarkan operasi darat, meskipun Turki sendiri sejak lama menganjurkan operasi tersebut di negara yang telah dilanda perang sejak Maret 2011 itu.

Baca Juga

Dia juga membahas hubungan AS dengan Demokrat Union Party (PYD), partai Kurdi Suriah dukungan Rusia dan sayap bersenjatanya, YPG, yang juga berafiliasi pada PKK (Partai Pekerja Kurdistan). PKK selama ini dikenal sebagai kelompok yang berakar pada ideologi Marxisme-Leninisme dan Nasionalisme Kurdi. Turki memandang kelompok ini sebagai organisasi teroris, sedangkan AS melihat mereka adalah sekutu dalam memerangi ISIS.

“Kami tidak berpikir itu adalah tepat bagi sebuah negara seperti Amerika Serikat untuk mendekati organisasi teroris sedemikian rupa,” katanya. Padahal bersama Turki, Uni Eropa dan AS sendiri telah menetapkan PKK—afiliasinya PYD—dalam daftar organisasi teroris.

Seperti diberitakan sebelumnya, selain memerangi ISIS, Turki dan Saudi menginginkan lengsernya rezim Basyar Asad di Suriah. Jika Turki dan Saudi benar-benar terlibat dalam pertempuran darat di Suriah, maka bukan tidak mungkin mereka akan bertemu dengan tentara Iran dan milisi Syiah yang selama ini membela rezim Basyar Asad. (mus)

Sumber: Anadolu

Baca Juga