Tanggapi Said Aqil Siradj, McJAK: “Siapa Bilang Pemimpin non-Muslim tidak Korup”

KoordinatorXMcJAKXAdninXArmasXsaatXmenyampaikanXrasaXpedulinyaXterhadapXwargaXLuarXBatangXXJakarta
Koordinator McJAK Adnin Armas saat menyampaikan rasa pedulinya terhadap warga Luar Batang Jakarta. (Foto: Abd Aziz)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Jelang Pilkada DKI Jakarta 2017, umat Islam diracuni oleh propaganda menyesatkan yang menyatakan, lebih baik pemimpin non-Muslim tapi tidak korup, ketimbang Muslim tapi korup. Tapi tengoklah kasus BLBI, siapakah pelakunya.

“Banyak sekali buronan BLBI yang kebanyakan dari kalangan Cina. Bahkan sudah dua orang yang ditangkap. Tapi umat Islam tidak mengatakan Cina Korup. Kita tidak menyebut etnis dan agama tertentu,” ungkap Koordinator Muslim Cinta Jakarta (McJak) Adnin Armas di depan wartawan saat menyampaikan bantuan kemanusiaan untuk warga Luar Batang, Jakarta Utara, Sabtu (23/4) lalu.

Seperti diberitakan di sejumlah media online, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait kepemimpinan. Ia mengatakan, pemimpin non-Muslim yang jujur, tidak korup, lebih baik daripada Muslim tapi zalim. Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangka menghadapi Pilkada 2017.

Menanggapi hal itu, Adnin menegaskan, siapa bilang pemimpin non-Muslim tidak zalim dan tak korup. Lihatlah, paparnya, Filipina yang masyarakatnya beragama Katolik. Mereka menggulingkan pemimpinnya yang non-Muslim dan korup. Juga lihatlah Meksiko, Brazil dan Thailand. Perilaku korup dan zalim juga banyak dilakukan oleh mereka yang beragama Kristen dan Budha. Di RRC, yang korup dan tentunya pemimpin-pemimpin Cina. Di Amerika yang korup dan zalim, jelas bukan pemimpin Islam.

Karena itu, jangan melihat persoalan korup dengan menisbatkan agama tertentu. “Di dalam negeri, lihatlah Papua, ada dana Otsus yang sangat besar. Jika diaudit negara, ada sebagian pemimpinnya yang korup yang juga non-Muslim. Karena itu, jangan katakan non-Muslim tidak korup. Mereka juga banyak yang korup,” tukas Adnin.

Baca Juga

Keliru besar, ujarnya, jika membawa-bawa Islam sebagai perilaku korup, sedangkan non-Muslim seolah tidak korup.

“Inilah yang disebut kampanye sesat untuk membusukkan Islam. Kampanye sesat seperti itu adalah pancingan untuk menimbulkan suatu pertentangan,” terangnya.

Hingga saat ini McJak belum mengantongi nama yang bakal diusung dalam Pilkada DKI Jakarta mendatang. McJak hanya berharap masyarakat Jakarta memiliki pemimpin yang baik, yang membawa kebaikan dunia dan akhirat. Pemimpin Jakarta, bukan sekadar membangun infrastruktur, tapi juga mengedepankan hati nurani, kehidupan sosial, dan membentuk masyarakatnya yang beriman dan bertakwa.

“Kami belum punya nama Calon Gubernur yang akan diusung. Kami tentu berharap, Jakarta aman, sejahtera, dan punya pemimpin yang menyayangi rakyatnya. Bicara sejarah peradaban Islam, dahulu umat Islam punya pemimpin berkualitas seperti Umar bin Abdul Aziz. Begitu juga para sahabat Nabi yang luar biasa rasa kemanusiaannya, yang tidak terkalahkan integritasnya,” jelas Adnin. (Abdul Aziz)

Baca Juga