Utusan PBB Desak Myanmar Akhiri Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Muslim Rohingya

Utusan Khusus PBB Yanghee Lee
Utusan Khusus PBB Yanghee Lee mengatakan bahwa warga Muslim Rohingya hidup dalam kondisi yang sangat mengenaskan

SALAM-ONLINE: Utusan hak asasi manusia PBB mendesak pemerintah Myanmar untuk mengakhiri apa yang disebutnya sebagai “diskriminasi yang dilembagakan” terhadap Muslim.

Pelapor Khusus PBB itu, Yanghee Lee, mengakhiri misi selama dua pekan ke Myanmar. Ia mengatakan kepada wartawan pada Jumat (1/7), bahwa “pembatasan-pembatasan itu sangat mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk usaha memperoleh layanan dasar dan mendapatkan mata pencaharian”.

“Jelas bahwa ketegangan berdasarkan agama telah meresap di dalam masyarakat Myanmar. Ucapan-ucapan kebencian, hasutan untuk melakukan diskriminasi, kebencian dan kekerasan serta intoleransi agama, terus menjadi penyebab keprihatinan,” kata Lee.

Dia mengatakan, pemerintah Myanmar enggan menindak pelaku kekerasan keagamaan karena takut akan menyebabkan lebih banyak ketegangan, dan itu justru mengirim isyarat yang salah.

Lee juga mengritik kondisi di kamp-kamp pengungsi Muslim Rohingya. Dia mendesak pemerintah Myanmar untuk mengurangi pembatasan kebebasan gerak mereka, karena itu hanya menyulitkan mereka mencari pekerjaan.

Baca Juga

Liga Nasional untuk Demokrasi, yang dipimpin oleh pembangkang dan pemenang Hadiah Nobel untuk Perdamaian, Aung San Suu Kyi, mengambil alih kekuasaan di Myanmar setelah 50 tahun kekuasaan militer.

Tapi kebencian mayoritas Buddha terhadap kelompok minoritas Muslim, telah membara selama beberapa tahun dan sering memicu kekerasan.

Massa Buddhis membakar masjid, menyerang jamaah warga Muslim dan menyita harta-benda mereka. Tahun lalu Yanghee Lee mengatakan bahwa warga Muslim Rohingya hidup dalam kondisi yang sangat mengenaskan. (s)

Sumber: VoaIndonesia, BBC

Baca Juga