Pakar Militer: “Rekrut Anak-anak, Pemberontak Syiah Houthi Langgar Hukum dan Kemanusiaan”

Houthi fighters ride a truck while patrolling a street in Sanaa January 21, 2015. REUTERS/Khaled Abdullah
Pemberontak Syiah Houthi naik truk saat berpatroli di jalan di Sana’a, ibu kota Yaman pada 21 Januari 2015 lalu. (Foto: REUTERS/Khaled Abdullah

JEDDAH (SALAM-ONLINE): Dua pakar militer menyebut metode kacau yang digunakan oleh pemberontak Syiah Houthi sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.

Para ahli juga mengatakan strategi pemberontak dukungan Iran itu tidak mengikuti aturan. Dan, ini adalah sebagai kelemahan milisi pemberontak itu.

Karena itu para ahli menyerukan PBB untuk segera bertindak menghentikan pelanggaran hukum kaum pemberontak dan perekrutan anak-anak dalam perang itu, selain penculikan dan pemerasan.

Pakar militer Ahmed al-Ansari mengatakan, apa yang milisi Houthi lakukan adalah pelanggaran keji terhadap hukum kemanusiaan.

“Milisi bersenjata ini telah menguasai otoritas di Yaman tanpa mengikuti aturan apapun. Dan mereka menggunakan segala cara untuk meneror orang lain,” kata Al-Ansari seperti dilansir Asharq al Awsat, Senin (22/8).

Dia juga menyebutkan bahwa segala sesuatu yang digunakan oleh pemberontak Houthi dalam perang adalah pelanggaran hak dan hukum.

Ansari mengungkapkan, Houthi merekrut anak-anak dalam perang mereka, serta menculik dan memeras warga. Ia percaya bahwa tujuan Houthi berkomplot dengan mantan Presiden Ali Saleh adalah untuk kekuasaan dan satu-satunya bahasa yang mereka pahami adalah kekerasan.

Baca Juga

Ansari juga menyatakan bahwa Houthi dan Saleh tidak hanya merusak dan membunuh warga di Yaman, tetapi berperan dalam meningkatkan kriminalitas di negara itu, selain pelanggaran hak asasi manusia, kemiskinan dan buta huruf.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa konsekuensi akan sepenuhnya terungkap setelah perang berakhir.

Tentang senjata dan rudal buatan Iran, Ansari mengatakan bahwa senjata tersebut mencapai Yaman ketika Houthi berkuasa. Dia menambahkan, bahwa ada penerbangan langsung dari Teheran ke Sana’a—ibu kota Yaman. Penerbangan itu mencapai enam kali setiap harinya.

Dia menjelaskan, selanjutnya senjata dirakit di Sana’a oleh milisi dan anggota “Hizbullah” Lebanon.

Ahli militer Ahmed al-Mawkli mengatakan kepada surat kabar Asharq Al-Awsat bahwa serangan yang menargetkan warga sipil mengungkapkan kegagalan milisi Houthi. Dia menambahkan, perang bukan serangan acak, melainkan ada hukum dan peraturan yang melindungi warga sipil, anak-anak dan wartawan.

Al-Mawkli juga mengatakan bahwa penargetan warga sipil adalah titik kelemahan Houthi dan Saleh sekaligus menunjukkan kegagalan mereka dalam menghadapi pasukan koalisi yang dibentuk sesuai dengan Resolusi PBB No 2216. (EZ/salam-online)

Sumber: Aawsat.com

Baca Juga