Teriakan Takbir Disebut sebagai Ciri Teroris, Kapolres Dharmasraya Dinilai Sudutkan Umat Islam

Kapolres Dharmasraya, Sumbar, AKBP Roedy Yoelianto

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Anggota Komisi VIII DPR Dr Ir Sodik Mudjahid, M.Sc menyayangkan pernyataan Kapolres Dharmasraya, Sumatera Barat, AKBP Roedy Yoelianto yang mengatakan salah satu ciri-ciri pelaku pembakaran Mapolres Dharmasraya disebut teroris adalah karena pelaku meneriakkan ‘takbir’.

“Semua pihak harus berhati-hati dan cermat dalam membuat pernyataan dan identifikasi suatu masalah,” ujar Sodik kepada Salam-Online, Ahad (19/11/2017).

Politisi Partai Gerindra ini menegaskan, Kapolres harus berhati-hati, jangan menuduh dan menyudutkan umat Islam sebagai pelaku “terorisme”.

Baca Juga

“Islam tidak mengenal terorisme, karenanya pelaku pembakaran yang meneriakan ‘Allahu Akbar’ tidak otomatis (aksi yang mereka lakukan) bagian dari Islam,” jelas Sodik.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam siaran langsung di sebuah stasiun televisi swasta nasional itu AKBP Roedy Yoelianto menyatakan, selain ditemukan kertas berisikan seruan jihad, dasar polisi menyebut kedua pelaku pembakaran Mapolres Dharmasraya sebagai teroris lantaran pelaku meneriakkan takbir.

Pernyataan itu memicu reaksi keras dari para ulama dan tokoh-tokoh Islam, khususnya di Sumbar. Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazahar seperti dilansir Harian Haluan Padang, Kamis (16/11/2017), mengingatkan kepolisian agar lebih jernih dan tidak membuat pernyataan yang meresahkan masyarakat seperti anggapan bahwa teriakan takbir adalah ciri terorisme. (EZ/Salam-Online)

Baca Juga